Presiden Jokowi Minta Sekolah Waspada Saat Pembelajaran Tatap Muka
Presiden Joko Widodo saat memberikan pengarahan kepada para kepala daerah se-Indonesia secara virtual di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 25 Oktober 2021. (Foto: Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden).
Jakarta, Probuana.com – Presiden Joko Widodo mengingatkan saat ini tren kasus positif di dunia mengalami kenaikan sekitar 2 persen. Di Eropa misalnya, dalam minggu ini naik sampai 23 persen, sementara di Amerika Selatan naik hingga 13 persen.
“Inilah yang harus mengingatkan kita, bahwa kita harus tetap pada posisi hati-hati, pada posisi waspada karena dunia masih dihadapkan pada ketidakpastian. Sekali lagi, terjadi tren kenaikan kasus dunia,” kata Presiden Joko Widodo saat memberikan pengarahan kepada para kepala daerah se-Indonesia secara virtual di Istana Merdeka Jakarta, pada Senin 25 Oktober 2021 yang diunggah di channel Youtube Sekretariat Presiden.
Dalam kesempatan itu, Presiden meminta penerapan protokol kesehatan di sekolah saat Pembelajaran Tatap Muka (PTM) harus dijalankan secara ketat lebih khusus diterapkan seperti kantin dan tempat parkir. Presiden juga meminta agar para kepala daerah dan seluruh jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) untuk melakukan pengawasan di sekolah.
“Hati-hati juga mengenai sekolah, yaitu pembelajaran tatap muka. Kita juga perlu pengawasan lapangan. Manajemen pengawasan lapangan ini sangat diperlukan sehingga kejadian-kejadian yang ada di negara lain tidak terjadi di sini,”
Presiden Joko Widodo
Presiden juga berharap pembelajaran tatap muka terus didorong, tetapi juga percepatan vaksinasi terhadap murid-murid juga dipercepat.
Sejauh ini, penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia makin membaik. Akan tetapi harus tetap disikapi dengan hati-hati. Sejumlah indikator seperti tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy ratio (BOR), positivity rate, hingga laju reproduksi efektif (Rt) telah berada di bawah standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Angka kasus harian juga telah menurun secara drastic. Dalam empat hari terakhir, kasus harian relatif rendah yakni 22 Oktober hanya 760 kasus, 23 Oktober 802 kasus, 24 Oktober 623 kasus, dan 25 Oktober 460 kasus.
“Artinya, (Indonesia) pada posisi yang baik, pada posisi yang rendah. Tetapi perlu saya ingatkan bahwa pandemi ini belum berakhir,” tegasnya. (dja)