Oktober 21, 2024
Opini

Pemulihan Pariwisata Bali Buka Penerbangan Internasional

Pura Ulun Danu Bratan Tabanan Bali. (Foto : Disparda Provinsi Bali)

Oleh : Taufan Rahmadi (Pemerhati Pariwisata dan Penulis Buku Protokol Destinasi)

Terkait keputusan untuk membatalkan rencana pembukaan pariwisata Bali pada Juli 2021 ini saya lebih melihatnya lebih pada kekhawatiran pemerintah akan melonjaknya angka positif covid-19 yang sebenarnya bisa untuk dikurangi resikonya dengan penegakan prokes yang ketat, dan saya pikir inipun pasti sudah dilakukan semenjak wisatawan asing berangkat dari negara asalnya.

Bali adalah barometer kebangkitan pariwisata Nasional, saya yakin pemerintah tahu itu, kita semua tahu itu. Menggantung Bali dengan kondisi seperti saat ini akan semakin membuat terpuruk ekonomi Bali dan semakin menjauhkan dari target – target  pemulihan yang diharapkan.

Lalu kebijakan apa yang harus dilakukan ? Sebelum menjawab itu mari kita baca data berikut :

Jika kita mengutip keterangan dari situs endcoronavirus.org, disana data menunjukkan bahwa per 28 Juni 2021 sudah ada 14 negara yang saat ini sudah berada di zona hijau , negara – negara tersebut adalah : Palau, Holy See, Marshall Islands, Micronesia, Samoa, Solomon Islands, Vanuatu, Iceland, Kiribati, San Marino, New Zealand, Liechenstein, Burkina Faso dan Brunei Darussalam.

Sedangkan negara – negara yang hampir menyusul untuk mencapai kondisi green zone itu adalah : Malta, Djibouti, Niger, Barbados, Monaco, Albania, Mali, Andorra, Tajikistan , Somalia, North Macedonia , Kosovo, Luxemburg, Belize, Bhutan , Laos, dan Singapore.

Bagaimana negara-negara ini bisa berhasil mencapai zona hijau?

Ambil contohnya New Zealand, negara yang bertetangga dengan Australia ini telah melakukan tahapan – tahapan kebijakan yang di nilai berhasil dalam penanganan terhadap covid-19 ,  salah satu kebijakan yang populer dari negeri ini adalah menerapkan 4 level system peringatan bagi warganya untuk mencegah lonjakan angka covid-19. Level 1: menutup akses masuknya WNA ke negaranya, Level 2  : penerapan kebijakan menjaga jarak , membatasi perjalanan dalam negeri, Level 3 : persiapan isolasi mandiri dan bekerja secara jarak jauh, dan Level 4 : Shutdown, menutup sekolah dan tempat publik.

Setelah secara konsisten menerapkan 4 level system peringatan diatas, dilanjutkan dengan isolasi mandiri di tempat-tempat yang telah disetujui, melakukan test pernapasan bagi semua warganegaranya, dengan di dukung ketegasan dari pemimpinnya Perdana Menteri Jacinda Ardern dan kesadaran dari warganegaranya, saat ini New Zealand sudah berada di Zona Hijau dengan tidak ada penambahan kasus lagi.

Pemerintah Indonesia dalam kasus Bali,  bisa mengadopsi penerapan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah New Zealand ini , dengan tahapan kira –kira sebagai berikut  :

  1. Level 1 : Fase 14 Hari kedepan, Lockdown Bali ( “ Nyepikan Bali “ )
  2. Level 2 : Terapkan Physical Distancing secara tegas dan konsisten
  3. Level 3 : Lakukan Isolasi Mandiri secara menyeluruh dan bekerja dari rumah.
  4. Level 4 : Tutup semua sekolah dan tempat publik
  5. Level 5 : Setelah 14 hari lakukan Test antigen untuk seluruh warga Bali dengan melakukan koordinasi hingga pada level bajar-banjar di desa.
  6. Level 6 : Mulai dilakukan pembukaan bertahap di Bali menuju New Normal.
  7. Level 7 : Pembukaan Bandara untuk penerbangan Nasional
  8. Level 8 : Pembukaan Bandara untuk penerbangan Internasional
  9. Level 9 : Bali mulai menerima kunjungan Wisatawan Mancanegara.

Sembilan level diatas akan bisa dilakukan jika semua pemegang kebijakan baik di pusat dan di daerah berada dalam persepsi yang sama, bahwa membangkitkan pariwisata di bali bisa dimulai dengan berdampingan hidup dengan Covid-19, artinya berwisata yang dilakukan adalah berwisata yang bertanggung jawab, bertanggung jawab atas penerapan prokes dalam setiap bentuk pelayanannya.

Kesimpulannya, penundaan kembali di bulan July ini jadikan momentum untuk memulai sebuah proses baru di dalam memulihkan Bali, bersama kita pelajari negara – negara yang telah berhasil mencapai zona hijau , tidak mesti harus langsung secara keseluruhan, tapi bisa dilakukan secara bertahap,  dari desa ke desa, kecamatan ke kecamatan , kabupaten ke kabupaten hingga kemudian pada ujungnya seluruh wilayah propinsi.

Pariwisata Indonesia pasti bisa pulih, bisa dimulai dari Bali ataupun dari daerah lainnya di Indonesia, sekarang tergantung kita , mau atau tidak belajar dan konsisten menerapkannya.

Follow Me:

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *