Pemenang Sayembara Puisi dan Esai Dewan Kesenian Lampung 2021
Sayembara Puisi Bahasa Lampung dan Esai Dewan Kesenian Lampung
Bandarlampung, Probuana.com – Di tengah pandemi Covid-19 yang tak kunjung selesai Dewan Kesenian Lampung (DKL) melalui Komite Sastra menyelenggarakan Sayembara Menulis Puisi Berbahasa Lampung dan Esai Sastra 2021.
Untuk kategori penulisan puisi berbahasa Lampung dewan juri yang terdiri dari Ketua Akademi Lampung Anshori Djausal, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Lampung FKIP Universitas Lampung (Unila) Iqbal Hilal, dan dosen sastra FKIP Unila Yinda Dwi Gustira memilih puisi “Sampian” karya Zabidi Yakub sebagai pemenang pertama.
Untuk esai sastra, dewan juri sastrawan Iwan Nurdaya Djafar, dosen sastra Unila Kahfie Nazaruddin, dan sastrawan Ahmad Yulden Erwin menetapkan
esai sastra karya Yana Risdiana berjudul esai “ Pemertahanan Subjek Lirik di Tengah Kematian Bahasa: Membaca Puisi ‘Epigram Cinta’ Karya Ahmad Yulden Erwin” sebagai juara pertama.
Untuk puisi “Sampian” juri menilai puisi ini berhasil menghadirkan situasi psikis masyarakat melalui imaji sampian¸ yaitu tempat menjemur cucian pakai, menggantungkan barang atau sesuatu.
“Melalui puisi Sampian, Zabidi Yakub berhasil menyindir kita untuk lebih konsisten menjalankan kehidupan sesuai dengan peran masing-masing agar tidak terjadi konflik kepentingan. Terbuat dari bahan apa pun, sampian tetap berfungsi sama untuk mengeringkan pakaian yang dicuci atau sekadar tempat menggantung barang atau sesuatu,” kata Anshori Djausal.
Dewan juri puisi juga menetapkan puisi Yunita Fitri Yanti dari Bandar Lampung dengan judul “Bupengatu di Bulan Bagha” sebagai juara kedua dan Djuhardi Basri dari Kotabumi, Lampung Utara dengan judul puisi “Lappung di Lem Wo Episode” juara ketiga. Serta juara harapan diraih Oky Sanjaya (Bandar Lampung) dengan judul puisi “Ruwahan”, Herry Albar Z (Pesisir Barat) dengan judul puisi “Sutekha Jadi Ampin”, dan Zainudin Hasan (Bandar Lampung) dengan judul “Ngiram”.
Untuk pemenang puisi berbahasa Lampung DKL memberikan apresiasi hadia uang tunai. Juara pertama Rp3 juta, juara kedua Rp2 juta, juara ketiga Rp1 juta, dan tiga juara harapan masing-masing Rp250 ribu.
Untuk kategori esai karya Aan Arizandy berjudul “Bebacaan, Modernitas, dan Tradisi Diskursif: Merawat dan Meruwat Warisan Tradisi Lisan Lampung yang Terabaikan” menjadi juara kedua dan, Meurah Dani (Bandar Lampung) dengan judul esai “Peri Kecil di Sungai Nipah: Terorisme Negara Orde Baru dalam Sebuah Prosa” juara ketiga.
Tiga pemenang harapan kategori esai adalah Solihin Utjok (Metro) dengan esai “Puisi dan Spiritualisme Penyair Lampung: Sebuah Analisis Subyektif”, Zabidi Yakub (Bandar Lampung) dengan esai “Merindu Negeri Ujung Pulau, Negeri Para Penyair”, dan Adi Setiawan (Metro) dengan “Menyetek Sastra dengan Sejarah Lampung” meraih juara harapan.
Menurut kata Ketua Komite Sastra DKL Udo Z Karzi, pemenang pertama kategori esai mendapat hadiah uang tunai Rp3,5 juta, juara kedua Rp2,5 juta, juara ketiga Rp1,5 juta, dan tiga juara masing-masing Rp300 ribu.
“Selain pemenang, dewan juri memilih 44 nominasi puisi berbahasa Lampung dan 19 nominasi esai sastra. Karya-karya pemenang dan nominasi akan dibukukan dalam dua antologi, yaitu antologi puisi berbahasa Lampung dan antologi esai,” kata Udo Z Karzi. (Rilis/ Mas).