Pustaka Sederhana Untuk Papa
Ilustrasi (Sumber: sayangianak.com)
Saat aku masuk ke kamar Papa, rasanya tak percaya dengan apa yang kulihat. Untuk sesaat aku terpana. Kulihat begitu banyak tumpukan buku dan majalah. Semuanya tertata dengan rapi. Dari sejak mudanya, Papa memang senang membaca buku. Papa luar biasa. Aku yakin, Beliau ingin memberikan contoh kepada kami, bagaimana mencintai buku, tidak cuma bisa membelinya tapi juga bisa merawatnya.
Aku melihat tumpukan majalah Tempo, Panji Masyarakat edisi lama di tahun 1970-an. Jumlahnya ada ratusan. Semua terawat dengan baik, tidak dimakan rayap. Padahal majalah[1]majalah tersebut usianya lebih tua dari umurku.
Selain itu, ada begitu banyak majalah kanak-kanak seperti; Ananda, Aku Anak Saleh, Bobo, komik Doraemon, Mickey Mouse, Donald Bebek, dan lain-lain. Pikiranku langsung melayang ke masa kecil, bagaimana kami saling berebutan antara kakak dan adik setiap kali Papa pulang membawa majalah kanak-kanak.
Oleh karena banyaknya buku dan majalah koleksi Papa, kamar Beliau jadi terkesan sempit, terpenuhi buku. Bahkan hingga saat ini pun koleksi buku Papa terus bertambah. Di antara kumpulan buku dan majalah tersebut ada juga yang kami pesan khusus secara online untuk Papa.
Karena itulah, liburan kali ini, sebagai ungkapan terima kasih ke Papa, kami ingin menghadirkan ruang pustaka untuknya. Yah, sebuah perpustakaan mini untuk Papa tersayang.
Di rumah ada sebuah ruangan yang dipenuhi barang[1]barang. Kami ingin mengubahnya. Lebih memanfaatkannya. Dengan tekad kuat, pelan-pelan kami benahi, memindahkan barang-barang dan menata ulang. Buku-buku dan majalah Papa kami tata rapi di lemari dan rak-rak buku. Walaupun pengerjaannya bertahap, pada akhirnya selesai juga. Ah, lega rasanya. Capai kami terbayarkan saat melihat Ruang Pustaka telah tampak rapi dan asri.
Saat Papa melihatnya, Beliau terdiam. Ekspresi wajahnya terkejut, terharu, dan bahagia terpancar jelas dari wajahnya. “Alhamdulillah, akhirnya di usia Papa yang ke-82 tahun ini, cita[1]cita Papa untuk punya ruang pustaka bisa terwujud”.
Kami semua turut bahagia. Ini adalah bakti kepada orangtua yang kami lakukan dengan penuh welas asih. Rasa bahagia yang tak terkira, kami bisa mewujudkan keinginan sederhana Papa menjadi kenyataan.
Terima kasih Papa! Kecintaan Papa kepada buku menjadi inspirasi bagi kami, anak-anak dan cucu-cucumu, untuk meneladaninya karena hal itu sangatlah bermanfaat bagi perkembangan wawasan kami. Terima kasih pula untuk suamiku tercinta, yang dengan penuh welas asih sudah memberikan sentuhan tangannya sendiri untuk mempercantik ruang pustaka Papa. (Welly Mutia – eMKa Bukti Tinggi)